Sering Menjadi Objek Hoax Saat Musim Hujan, Ini Fakta Tentang Bendungan Bili-bili

Sering Menjadi Objek Hoax Saat Musim Hujan, Ini Fakta Tentang Bendungan Bili-bili
Di Posting Oleh : Admin
Kategori : Humaniora

Setiap musim hujan, terutama pada puncaknya di bulan Januari-Februari, masyrakat Makassar dan Gowa seringkali resah bahkan panik dengan kondisi bendungan Bili-bili. Hal ini wajar karena 2/3 Kota Makassar pernah tergenang akibat banjir besar yang terjadi pada tahun 1976. Apalagi kegelisahan masyarakat Kota Makassar dan juga Kabupaten Gowa sering dibumbui dengan isu hoax yang beredar di media sosial dan pesan instan, yang mengatakan bendungan retak dan jebol. Namun faktanya hingga kini bendungan tersebut masih kokoh, dan mampu menampung debit air walaupun curah hujan cukup tinggi.

Bendungan Bili-bili- Gowa (Sindonews)
Walau demikian terkadang ada juga kejadian luar biasa seperti yang terjadi  di pertengahan Januari 2019 (22 Januari 2019) yang menyebabkan banjir di sekitar daerah Palangga dan beberapa kecamatan lainnya di kabupaten Gowa, Wilayah tersebut tergenang cukup parah, dan Jembatan Kembar yang menjadi ikon kota Sungguminasa mendadak viral karena sempat ditutup karena bergetar dihantam arus air sungai Jeneberang. Hal ini dikarenakan seluruh pintu air bendungan Bili-bili dibuka karena terjadi peningkatan air luar biasa sehingga mengakibatkan air mengalir deras ke hilir. Baca Juga Ini Empat Tsunami Paling Dahsyat Di Dunia

Bendungan Bili-bili sendiri adalah salah satu bendungan terbesar di Sulawesi Selatan, bendungan ini  terletak di Kabupaten Gowa, kurang lebih 30 kilometer ke arah timur Kota Makassar. Bili-bili diresmikan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri  tahun 1999. Terletak ke arah hulu pertemuan antar dua sungai do Sulawesi Selatan besar yakni Sungai Jeneberang dengan Sungai Jenelata. Bendungan ini dibangun sejak tahun 1978 .Bili-bili dibangun menggunakan dana pinjaman luar negeri sebesar Rp 780 miliar yang merupakan hasil kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Sejak awal perencanaannya, Bendungan Bili-bili diperkirakan dapat menyuplai air selama 50 tahun sejak pembangunannya.

Dalam perkembangannya Bendungan Bili-Bili merupakan salah satu bendungan dengan pengelolaan terbaik ke-3 di seluruh Indonesia.  Kini DAM ini juga difungsikan dan sangat bermanfaat sebagai pembangkit dan penyuplai energi listrik, DAM ini juga digunakan sebagai daerah wisata dan merupakan salah satu daerah transit bagi wisatawan yang berkunjung ke Malino. Selain itu bendungan ini juga sangat bermanfaat bagi industri perikanan darat.

Dengan waduk seluas 40.428 hektare ini Bili-bili juga menjadi sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gowa dan Makassar. Namun, saat musim musim hujan, lumpur-lumpur bekas longsoran di kaki Gunung Bawakaraeng selalu mengalir masuk ke waduk Bilibili hingga air baku menjdi keruh. Dan bila tingkat kekeruhan tidak mampu dijernihkan Instalasi Penjernihan Air (IPA) PDAM Gowa dan Makassar, maka berakibat pada merosotnya pasokan air bersih dan mengabikbatkan sebagian warga Makassar dan Sungguminasa Gowa tidak dapat menikmati air bersih dari PDAM.

Itulah informasi sedikit mengenai Bendungan Bili-bili, jangan mudah percaya hoax, tapi tetap waspada karena musibah bisa datang kapan saja. Wallahu alam.

Semoga bermanfaat

Nur Muhammad Al Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Alternatif Penghasilan Blog Yang Bisa Disandingkan Dengan Adsense

Perilaku Seks Pra-Nikah, Perspektif Halal-Haram

Cara Mudah Mencairkan Poin Traveloka Menjadi Uang Tunai